
Padangsidimpuan, www.komando.top — Setelah menuai sorotan publik lewat video viral yang memperlihatkan perselisihannya dengan anggota Babinsa Koramil 03/Sipirok, Anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Armen Sanusi Harahap akhirnya angkat bicara. Ia memberikan klarifikasi sekaligus permohonan maaf secara langsung kepada jajaran Kodim 0212/Tapsel.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf Terbuka
Di hadapan Komandan Kodim 0212/Tapsel, Letkol Arm Delli Yudha Adi Nurcahyo, serta sejumlah prajurit, Armen menyampaikan bahwa insiden yang terekam dan menyebar luas di media sosial itu hanyalah bentuk kesalahpahaman yang tidak perlu dibesar-besarkan.
“Saya secara pribadi menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh prajurit TNI AD, khususnya Babinsa Koramil 03/Sipirok. Saya akui, situasi saat itu cukup panas dan terjadi miskomunikasi. Ke depan, saya berharap kejadian seperti ini tidak terulang,” kata Armen dengan nada serius.
Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara legislatif dan aparat teritorial seperti TNI dalam menjaga stabilitas dan pembangunan di wilayah.
Respons Tegas dan Elegan dari Dandim
Menanggapi klarifikasi itu, Dandim 0212/Tapsel Letkol Arm Delli Yudha Adi Nurcahyo menyambut baik langkah Armen yang datang langsung menyampaikan permohonan maaf. Baginya, hal ini merupakan bentuk kedewasaan dalam menyelesaikan konflik.
“Saya apresiasi niat baik saudara Armen. Dengan disampaikannya klarifikasi ini, kami nyatakan masalah sudah selesai. Tidak ada lagi yang perlu dipersoalkan. Kita tutup buku ini dan fokus bekerja untuk rakyat,” tegas Dandim.
Damdim. juga mengingatkan bahwa sinergi antara unsur TNI dan DPRD sangat dibutuhkan untuk menjaga kondusivitas daerah.
Latar Belakang: Cekcok di Lapangan yang Terlanjur Viral
Sebelumnya, publik dihebohkan dengan video berdurasi singkat yang memperlihatkan adu argumen antara Armen dan salah satu Babinsa Koramil 03/Sipirok. Peristiwa itu diduga terjadi saat kunjungan lapangan ke salah satu wilayah di Sipirok. Belum jelas apa pemicu utama ketegangan, namun perdebatan bernada tinggi dalam video itu memancing komentar warganet yang beragam.
Beberapa pihak bahkan sempat menyuarakan kekhawatiran bahwa insiden itu bisa memicu gesekan lebih luas antara lembaga legislatif daerah dengan institusi militer di tingkat kewilayahan.
Namun, dengan adanya permintaan maaf secara terbuka, langkah damai kedua pihak ini diharapkan bisa meredam isu agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana.
Keteladanan dalam menyelesaikan konflik secara terbuka dan bermartabat seperti ini patut diapresiasi, terutama ketika dilakukan oleh tokoh publik. Di tengah derasnya arus media sosial, kejernihan berpikir dan itikad baik masih menjadi kunci menjaga kepercayaan masyarakat.